Selasa, 28 Oktober 2008

SUMPAH PEMUDA


"Sumpah Pemuda" dicetuskan oleh pemuda2 yang berumur antara 20 sampai 25 tahun. Produk mereka melahirkan kesepakatan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yang disebut ''Indonesia''. Hikmah yang lain membuktikan bahwa para pemuda yang mempunyai jiwa merdeka dan selalu berpikir positif dan kreatif, akan melahirkan buah pikiran yang cemerlang, tidak kalah dengan orang-orang tua. Pada saat anak-anak muda tak banyak merasa direcoki dan diatur oleh para seniornya, mereka mempunyai kebebasan visi yang mencerahkan. Kader-kader yang dibutuhkan suatu bangsa memang pemuda-pemuda yang ''visioner'' yang dengan daya pikirnya yang cerdas dan mandiri mampu membaca tanda-tanda zaman, serta mampu menghasilkan formula-formula yang berharga untuk dipersembahkan kepada bangsa yang memang sedang membutuhkan buah pikirannya.


Pemuda memang perlu diberi kepercayaan. Mereka bukan hanya perlu didengar, lebih dari itu perlu diberi peran sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Berikut adalah pemuda2 yg telah bersumbangsih pada suia belia :

- Dokter Sutomo yang memimpin Budi Utomo dalam usia 21 tahun

- Bung Tomo memimpin Perang 10 November 1945 di usia 25 tahun
- A. H. Nasution menjadi kepala Staf Angkatan Darat ketika berumur 27 tahun
- Baharudin Lopa menjadi bupati Mandar (Sekarang Sulawesi Barat) saat berumur 24 tahun

- A. Baramuli menjadi gubernur Sulawesi Utara dalam umur 29 tahun

- Umar Kayam (budayawan) menjadi dirjen RTF (Radio Televisi dan Film) dalam usia 28 tahun.


Sejarah, bukan hanya untuk dikenang. Akan lebih indah lagi kalau sejarah itu dapat dikaji, dipelajari, dan dijadikan bahan percerahan untuk membangun hari esok yang lebih menjanjikan. Artinya, bangsa yang berhasil, ialah bangsa yang mampu memberi peran kepada kader-kader bangsa, anak-anak muda yang berpikir bersih, positif, tegar, dan segar. Jika suatu bangsa tidak mampu mencetak kader-kader muda yang tangguh dan berpikir cemerlang, itu pertanda hari esok akan berjalan tanpa pemimpin. Bangsa yang dipimpin oleh kader yang lemah dan tidak bermental serta bermoral pemimpin, akan mengalami kiamat kecil. Tidak! Hal itu tidak boleh terjadi. Kita masih punya hari esok. Sebab anda-andalah para pemuda yg akn berperan dengan penuh kepercayaan, sebab ANDALAH yang lebih tahu tentang hari esok !!!

Jumat, 15 Agustus 2008

Materi wajib print dalam PPK manajemen

ESENSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Kita tahu, lingkungan mahasiswa setiap kampus, setiap fakultas, dan setiap jurusan selalu dinamis dan memiliki budaya yang berbeda – beda. Dan hal itu menjadi ciri khas masing – masing lingkungan tersebut. Tak terkecuali jurusan kita, jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur. Dan lingkungan di jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur sendiri telah dan akan membentuk kita sebagai mahasiswa yang harus dan dapat mengetahui, memahami, dan mempraktekkan segala macam ilmu dan pengetahuan tentang manajemen.

Karena yang kita tahu jika, kita mendengar kata ”Manajemen”, pikiran kita pasti tertuju tentang seseorang yang pandai memimpin, merencanakan, ahli ekonomi, ataupun sejenisnya. Jadi, kita sebagai mahasiswa jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur harus mengetahui bagaimana mahasiswa jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur bertindak. Yang nantinya tindakan – tindakan itu tersebut sesuai dengan kebutuhan lingkungan di jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur. Dan hal – hal itu terangkum pada ”Esensi Mahasiswa Jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur”.
Tindakan – tindakan tersebut antara lain :

a.Mahasiswa jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur sebagai orang ekonomi.

b.Mahasiswa jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur sebagai seorang pemimpin.

c.Mahasiswa jurusan Manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur sebagai seorang entrepreneur.



ORGANISASI JURUSAN MANAJEMEN UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR

Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan merupakan wadah untuk berusaha. Organisasi itu sendiri berarti, suatu perkumpulan dari individu – individu yang mempunyai tujuan yang sama, bentuk dan struktur serta diperlukan interaksi antar anggotanya untuk mencapai tujuan itu.

Jika kita melihat dari sudut pandang kita sebagai orang ekonomi maka, organisasi bisa ada dikarenakan kebutuhan. Yang pada akhirnya, kebutuhan itulah yang menjadi latar belakang tujuan sebuah organisasi.

Oleh karena itu demi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa jurusan manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur dan sebagai wadah untuk berusaha, bertindak, berkreasi dan belajar bersama antar mahasiswa jurusan manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur maka, dibentuklah organisasi jurusan manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timur yaitu, Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM).

Dari sinilah kita akan menjelaskan tentang Himpunan Mahasiswa Manajemen menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Bentuk Himpunan Mahasiswa Manajemen.

Bentuk Himpunan Mahasiswa Manajemen adalah organisasi himpunan mahasiswa.

b. Peranan Himpunan Mahasiswa Manajemen.

Menghimpun seluruh kebutuhan dan mahasiswa jurusan manajemen UPN ”Veteran” Jawa Timut.


Kamis, 14 Agustus 2008

contoh : ID card peserta PPK manajemen



  • Menggunakan Tali koor warna putih sepanjang 50cm
  • Lebar ID card 20cm
  • Pada Tulisan PPK ukuran panjang 5cm
  • Pada tulisan Program Pengenalan Kampus ukuran panjang 3cm
  • Pada Tulisan Nama,NPM,Kelas ukuran panjang 16cm
  • Foto berwarna 4x6

Tanggal Pelaksanaan PPK manajemen

PROGRAM PENGENALAN KAMPUS

JURUSAN MANAJEMEN.

KEPADA MAHASISWA BARU JURUSAN MANAJEMEN DIHARAPKAN KEHADIRANNYA PADA PROGRAM PENDIDIKAN DAN PENGENALAN KAMPUS JURUSAN MANAJEMEN

TANGGAL : 27 – 08 – 2008.

PUKUL : 06:00

TEMPAT : Parkir Mobil FE II / Depan Kopma

DIHARAPKAN KEPADA MAHASISWA BARU JURUSAN MANAJEMEN AGAR MEMBAWA PERLENGKAPAN YANG TELAH DIATUR OLEH PANITIA

Info lebih jelas Hub.Sekret HMM gedung Fakultas Ekonomi II Lantai 2
atau
CP : Brian 031 - 60672766
Winda 085655411732
Ary 085655261000

Contoh CV buat PPK manajemen

CURRICULUM VITAE

Personal data

Nama : Warsidi

Jenis Kelamin : Laki -Laki

Tanggal lahir : 27 Agustus 1988

Umur : 20 Tahun

Agama : Hindu

Berat Badan : 90 Kg

Tinggi Badan : 166 Cm

Alamat Rumah : Samaleak IVc/7

No.Telephon : 031-7776666

Email : samaleak_cute@hmm.fe

Pendidikan Formal

SDN Samaleak 2 1994 - 2000

SMP Samaleak Tentrem 2000 - 2003

SMA Samaleak Mandiri 2003 - 2006

Pengalaman Organisasi

Ketua kartar RW 3 Samaleak tahun 2004

Ketua Panitia HUT Kemerdekaan RI ke-60 tahun 2005

Anggota OSIS SMA Samaleak Mandiri Sekbid 7 tahun 2005

Pengalaman Berkerja

Komputer administrator PT.Samaleak Maju Jaya Tahun 2006 - 2007

Perlengkapan MABA

PROGRAM PENGENALAN KAMPUS

JURUSAN MANAJEMEN

TANGGAL 27 – 08 – 2008

Perlengkapan MABA Jurusan Manajemen

A. Memakai kemeja putih lengan panjang ( tidak bercorak ),

B. Memakai Rok hitam untuk cewek dan Celana hitam ( bukan jeans ) untuk cowok,

C. Memakai sepatu vantofel hitam dan kaos kaki putih polos,

D. Memakai sabuk hitam polos,

E. Memakai dasi hitam polos (bukan sambungan),

F. Membawa alat tulis ( buku dan bolpoin ),

G. Membawah bekal makanan dari rumah,

H. Membawah Obat – obatan pribadi,

I. Membawa perlengkapan Sholat,

J. Memakai pita ukuran lebar 5 cm warna biru laut dipasang dilengan atas sebelah kiri,

K. Membawa beras dan kacang hijau 1 gelas aqua penuh,

L. Membawa Id card dengan ketentuan,

M. Membuat CV,

N. Membawa kado berbentukan barang dengan harga Rp. 5.000

O. Wajib mengeprint materi esensi mahasiswa dan organisasi

Info lebih jelas Hub.Sekret HMM gedung Fakultas Ekonomi II Lantai 2
atau
CP : Brian 031 - 60672766
Winda 085655411732
Ary 085655261000

Jumat, 11 Juli 2008

wisuda

selamat dan sukses atas yudisium alumni dan mantan pengurus HMM UPN Veteran" JATIM semoga dapat diikuti oleh para anggota yang lain.

Senin, 30 Juni 2008

hot line

selamat dan sukses HMM UPN "veteran" Jatim
atas terselenggaranya sidang umum periode 2007-2008
semoga semua bakti anda dapat berguna bagi mahasiswa manajemen pada khususnya

terima kasih atas bergulirnya tongkat estafet kepengurusan semoga semasa purna bakti anda semua dapat belajar dari apa yang telah terjadi selama ini.

sekali lagi jangan pernah anda berpikir apa yang telah HMM berikan kepada anda, tapi cobalah berpikir apa yang telah anda berikan kepada HMM selama ini

Rabu, 04 Juni 2008

Aspek Kepemimpinan

Tiga aspek kepemimpinan adalah
 HATI yang melayani (servant HEART),
 KEPALA atau pikiran yang melayani (servant HEAD),
 TANGAN yang melayani (servant HANDS).


Hati Yang Melayani (Karakter Kepemimpinan)
Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin sejati dan diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali betapa banyak kita saksikan para pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam Pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

Tujuan paling utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongannya tetapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya. Entah hal ini sebuah impian yang muluk atau memang kita tidak memiliki pemimpin seperti ini, yang jelas pemimpin yang mengutamakan kepentingan publik amat jarang kita temui di republik ini.

Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.

Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Ciri selanjutnya, seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau kepada setiap anggota organisasinya.

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat. Seorang pemimpin sejati selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak mudah emosi.



Kepala Yang Melayani (Metoda Kepemimpinan)
Seorang pemimpin sejati tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tetapi juga harus memiliki serangkaian metoda kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas dari aspek yang pertama, yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pemimpin formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metoda kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin karismatik ataupun pemimpin yang menjadi simbol perjuangan rakyat, seperti Corazon Aquino, Nelson Mandela, Abdurrahman Wahid, bahkan mungkin Mahatma Gandhi, dan masih banyak lagi menjadi pemimpin yang tidak efektif ketika menjabat secara formal menjadi presiden. Hal ini karena mereka tidak memiliki metoda kepemimpinan yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki kemampuan metoda kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah formal. Oleh karena itu seringkali kami dalam berbagai kesempatan mendorong institusi formal agar memperhatikan ketrampilan seperti ini yang kami sebut dengan softskill atau personal skill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught. Jelas dalam artikel tersebut dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metoda kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan.
Ada beberapa hal penting dalam metoda kepemimpinan, yaitu:
Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas.Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.
Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang-orang atau organisasi yang dipimpinnya menuju suatu tujuan (goal) yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi.
Ada dua aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dan sebagainya), melakukan kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian), dan mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
Tangan Yang Melayani (Perilaku Kepemimpinan)
Pemimpin sejati bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan dalam metoda kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin.
Menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolok ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership).
Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman, menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang-orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang lain dengan baik, terinspirasi oleh visi, mengenal dirinya sendiri dengan baik, memiliki spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.

Sabtu, 03 Mei 2008

gerakan politik mahasiswa

GERAKAN POLITIK MAHASISWA
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia…………

Kutipan Lagu “Totalitas Perjuangan” di atas seolah ingin memberitahu kita bahwa sejarah berbagai negara biasanya berbesar hati mengabadikan peran-peran signifikan gerakan mahasiswa dalam berbagai momentum besar negara tersebut. Namun faktanya, tak sedikit bias sejarah yang menjadikannya tak mampu menangkap gelora semangat, gelombang antusiasme dan aura idealisme yang menyertai pergerakannya yang monumental.Pergerakan mahasiswa. Sebuah istilah yang dari masa ke masa senantiasa disertai diskursus wacana yang tajam mengenai fungsi dan perannya. Diskursus ini menjadi urgen karena ia akan sangat berkaitan dengan jati diridan karakter pergerakan mahasiswa itu sendiri.Perdebatan yang terjadi biasanya dalam mendefinisikan dan mendeskripsikan gerakan mahasiswa, terutama berkaitan dengan karakter pergerakannya, apakah pergerakan mahasiswa adalah gerakan moral atau gerakan politik? Atau kedua-duanya?.Hariman Siregar (Mantan Ketua BEM UI 1974, tokoh peristiwa Malari) dalam bukunya ‘Gerakan Mahasiswa, Pilar ke 5 Demokrasi’ bersikukuh bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan moral dan bukan gerakan politik. Kalau sampai gerakan mahasiswa melakukan pergerakan politik, berarti dia telah keluar dari jati dirinya. Oleh karena itu beliau tidak bersepakat dengan gerakan mahasiswa yang bermain di tataran politik seperti menuntut mundur seorang presiden.Hal yang berbeda disampaikan Rico Marbun (Mantan Ketua BEM UI yang menuntut Megawati mundur), beliau berpendapat Gerakan Mahasiswa justru merupakan gerakan politik dan tidak perlu takut untuk menegaskan gerakan mahasiswa sebagai gerakan politik ekstra parlementer. Gerakan mahasiswa memiliki tanggung jawab secara politis atas bangsanya yang sedang dalam sakaratul maut, dan mereka dituntut untuk melakukan gerakan politik secara aktif dan masif.Pandangan gerakan mahasiswa sebagai gerakan politik inilah yang mendasari keterlibatan aktifis mahasiswa Indonesia sebagai anggota legislatif di DPR-MPR pada awal orde baru, Manuver tersebut ternyata dianggap gagal dan justru menimbukan konflik internal pergerakan mahasiswa. Selain itu pandangan gerakan mahasiswa sebagai gerakan politik juga mendasari munculnya wacana “potong generasi” dan “Junta Muda Mahasiswa” yang disuarakan beberapa elemen pergerakan mahasiswa Indonesia. Wacana ini berkembang berkaitan dengan kemungkinan (bahkan keharusan) generasi muda, terutama mahasiswa untuk mengambil alih kekuasaan karena golongan tua yang hari ini memimpin dianggap memilik dosa-dosa masa lalu yang menjadikan mereka gagu dan gagap melakukan reformasi dalam rangka transisi demokrasi.Perbedaan pandangan tentang karakter pergerakan mahasiswa ini terkadang menajam dan menyebabkan konflik di kalangan aktifis mahasiswa itu sendiri. Para penganut gerakan moral an sich biasanya menuduh aktifis yang melakukan gerakan politik sebagai komparador partai politik tertentu, ditunggangi kepentingan politik tertentu dan lain-lain. Sebaliknya, Para aktifis yang meyakini gerakan mahasiswa bukan hanya gerakan moral, tapi juga gerakan politik biasanya menganggap orang-orang yang tidak terlibat bersama mereka sebagai apatis, apolitis dan lain-lain. Konflik-konflik di kalangan mahasiswa seperti ini masih sering terjadi sampai sekarang.Gerakan Politik Nilai VS Gerakan Politik KekuasaanSebenarnya, ada titik temu di antara dua aliran di atas karena kedua-duanya juga meyakini gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral yang universal. Perbedaan terjadi berkaitan dengan gerakan politik yang dilakukan mahasiswa. Apakah itu sesuai dengan jati diri dan karakter pergerakan mahasiswa?Perbedaan pandangan di atas menyebabkan mahasiswa terpolarisasi dalam dua kutub yang berlawanan. Karena itu kita perlu melakukan redefinisi paradigma baru pergerakan mahasiswa dalam rangka rekonstruksi jati diri dan karakter pergerakan mahasiswa Indonesia, dan sebagai upaya rekonsiliasi antar kubu sekaligus langkah awal konsolidasi pergerakan mahasiswa Indonesia yang hari ini terkotak-kotak.Kalau kita menganalisis secara jujur, aktifitas pergerakan mahasiswa seperti demonstrasi, orasi, seminar, kongres, pernyataan sikap, tuntutan dan lain-lain, sebenarnya merupakan aktifitas politik. Semua itu merupakan sarana komunikasi politik lisan dan tulisan. Jadi secara jujur tak bisa dipungkiri bahwa gerakan mahasiswa merupakan gerakan politik. Namun, gerakan politik seperti apakah yang layak dimainkan pergerakan mahasiswa? Apa yang membedakannya dengan partai politik?Ada konsep menarik yang akhir-akhir ini mencuat dan Saya melihatnya sebagai alternatif yang cerdas. Hal ini berkaitan dengan mencuatnya konsep Gerakan Politik Nilai (value political movement) dan Gerakan Politik Kekuasaan (power political movement).Gerakan Politik Nilai (value political movement) adalah gerakan yang berorientasi terciptanya nilai-nilai ideal kebenaran, keadilan, humanisme (kemanusiaan), profesionalitas dan intelektualitas dalam seluruh aspek pengelolaan negara. Sedangkan gerakan politik kekuasaan (power political movement) merupakan gerakan politik untuk mencapai kekuasaan seperti yang dilakukan oleh partai-partai politik.Gerakan mahasiswa sebagai gerakan Politik Nilai (value political movement) ini tidak mempedulikan siapa yang berkuasa, karena siapa pun yang berkuasa akan menjadi sasaran tembak ketika melakukan penyimpangan. Ia tidak berkepentingan mendukung seseorang untuk menjadi penguasa, tapi siapa pun penguasa yang otoriter akan berhadapan dengan gerakan mahasiswa.Hal tersebut jelas berbeda dengan ketika gerakan mahasiswa menjadi gerakan politik kekuasaan (power political movement), karena ia sangat mempedulikan siapa yang berkuasa dan senantiasa berusaha merebut kekuasaan itu, atau berusaha terus mempertahankan kekuasaan itu ketika ia menjadi penguasa atau membela organisasi/partai yang menjadi patronnya ketika menjadi penguasa.Gerakan politik nilai mahasiwa bersifat independen, tidak mendukung calon penguasa dan tidak masuk ke dalam sistem pemerintahan atas nama pergerakan mahasiswa, karena dengan demikian fungsi controlnya hilang, selain itu ada tugas utama mahasiswa yang akan terbengkalai, yakni belajar. Namun, ketika secara nilai Gerakan ini lebih memainkan fungsinya sebagai social control dan social pressure terhadap kekuasaan. Kalaupun gerakan menukik menjadi tuntutan mundur penguasa, itu didasari standar nilai yang jelas bahwa pemerintah sudah tak mampu dan bukan dalam rangka menaikkan seseorang menjadi penggantinya.Gerakan politik kekuasaan biasanya tidak independen karena kepentingannya sempit: kekuasaan. Jika gerakan mahasiswa menjadi gerakan politik kekuasaan, maka bukan merupakan hal yang tabu untuk mengatasnamakan aktifis gerakan mahasiswa dalam rangka mendukung calon penguasa (seperti yang dilakukan Rico Marbun dkk dengan terang-terangan mendukung Jenderal Wiranto dari Partai Golkar sebagai calon Presiden dalam pemilu 2004), atau masuk ke dalam sistem (seperti para penganut “junta muda mahasiswa”, dan seperti aktifis mahasiswa di awal orde baru yang menjadi anggota parlemen atas nama perwakilan mahasiswa), atau membela penguasa/partai yang merupakan patronnya (seperti CGMI yang membela PKI di tahun 1966).Saya sepakat dengan pandangan gerakan mahasiswa selain sebagai gerakan moral, juga merupakan gerakan politik nilai dan bukan gerakan politik kekuasaan. Gerakan politik kekuasaan merupakan area concern partai politik dan bukan untuk gerakan mahasiswa. Jika ada aktifis mahasiswa yang bermain dalam area tersebut, seharusnya tidak mengatasnamakan gerakan mahasiswa, tapi lebih baik bergabung dalam partai politik. Gerakan politik nilai memang bersentuhan dengan aktifitas-aktifitas politik, menggunakan berbagai sarana komunikasi politik, dan memiliki target-target politik, tapi bukan berkaitan dengan perebutan kekuasaan.Memang dengan demikian, gerakan mahasiswa akan tampak seperti koboy pahlawan yang datang ke kota untuk memberantas bandit-bandit dan penjahat. Setelah bandit-bandit itu kalah, Sang Koboy kembali pulang ke padang rumput. Mahasiswa akan turun ketika menyaksikan rakyat terdzalimi oleh bandit-bandit penguasa dan kembali ke kampus untuk belajar setelah rezim itu “dihajar” dan diberi pelajaran.Lalu, bagaimana sesudah itu? Siapa yang akan memimpin kota sepeninggal sang Koboy? Siapa yang akan memimpin negeri setelah Sang diktator turun?. Di sinilah rumitnya. Yang pasti itu bukan tugas sang Koboy muda, ia masih harus belajar sehingga suatu saat nanti sampai masanya dia memimpin kota. Itu bukan tugas gerakan mahasiswa, ia masih punya tugas akademis dan pembelajaran kaderisasi kepemimpinan di kampus yang menjadikannya siap untuk suatu saat menjadi para pemimpin masyarakat yang memiliki konsistensi idealisme seperti ketika masih di kampus.Masalah kekuasaan lebih merupakan tugas partai politik. Gerakan mahasiswa hanya bertanggung jawab mengontrol dan mengawal transisi dan developmentasi demokrasi supaya tetap pada relnya, terlepas dari siapa yang berkuasa. Dalam pelaksanaannya bukan merupakan hal yang tidak mungkin untuk berkordinasi dengan partai politik, LSM dll ketika lembaga-lembaga tersebut menjunjung nilai-nilai moral universal seperti gerakan mahasiswa.Meskipun demikian, ada pertanyaan yang tiba-tiba muncul dan menggelitik. Mungkinkah terjadi suatu kondisi luar biasa memaksa keterlibatan mahasiswa untuk terjun menjadi para pemimpin negara? Menurut Saya mungkin-mungkin saja, hanya mereka harus siap dengan konsekuensi seperti yang disampaikan Imam Syafi’I : “Apabila orang muda terlalu cepat tampil menjadi pemimpin, maka ia akan kehilangan banyak waktu untuk ilmu!”. Meskipun demikian, bukan hal yang mustahil seorang muda mengakselerasi kematangannya melalui tradisi ilmiah dan pergolakan social yang kental.Tugas inti kita sekarang, bagaimana mengoptimalkan keseluruhan peran dan fungsi kita sebagai mahasiswa. Fungsi yang dimaksud adalah fungsi intelektual akademisi, fungsi cadangan masa depan (iron stock), fungsi agen perubah (agent of change) dll. Kata kuncinya adalah menjadi pembelajar sejati, sehingga mahasiswa mampu memiliki kedewasaan yang jauh meninggalkan umurnya dan pandangan-pandangan yang jauh meninggalkan zamannya. Sehingga kita senantiasa siap memenuhi panggilan kehidupan untuk menoreh sejarah kepahlawanan sebagai pemimpin sejati!.

Selasa, 08 April 2008

Asertivitas

Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan atau pun merugikan pihak lainnya.

Apakah bedanya dengan agresif dan non-asertif ?

Seseorang dikatakan asertif hanya jika dirinya mampu bersikap tulus dan jujur dalam mengekspresikan perasaan, pikiran dan pandangannya pada pihak lain sehingga tidak merugikan atau mengancam integritas pihak lain. Sedangkan dalam agresif, ekspresi yang dikemukakan justru terkesan melecehkan, menghina, menyakiti, merendahkan dan bahkan menguasai pihak lain sehingga tidak ada rasa saling menghargai dalam interaksi atau komunikasi tersebut.

Sikap atau pun perilaku agresif cenderung akan merugikan pihak lain karena seringkali bentuknya seperti mempersalahkan, mempermalukan, menyerang (secara verbal atau pun fisik), marah-marah, menuntut, mengancam, sarkase (misalnya kritikan dan komentar yang tidak enak didengar), sindiran ataupun sengaja menyebarkan gosip.

Seseorang dikatakan bersikap non-asertif, jika ia gagal mengekspresikan perasaan, pikiran dan pandangan/keyakinannya; atau jika orang tersebut mengekspresikannya sedemikian rupa hingga orang lain malah memberikan respon yang tidak dikehendaki atau negatif.

Mengapa orang enggan bersikap asertif ?

Kebanyakan orang enggan bersikap asertif karena dalam dirinya ada rasa takut mengecewakan orang lain, takut jika akhirnya dirinya tidak lagi disukai ataupun diterima. Selain itu alasan “untuk mempertahankan kelangsungan hubungan” juga sering menjadi alasan karena salah satu pihak tidak ingin membuat pihak lain sakit hati. Padahal, dengan membiarkan diri untuk bersikap non-asertif (memendam perasaan, perbedaan pendapat), justru akan mengancam hubungan yang ada karena salah satu pihak kemudian akan merasa dimanfaatkan oleh pihak lain.

Seberapa asertif-kah Anda ?

Di bawah ini ada beberapa pertanyaan yang bisa Anda tanyakan pada diri Anda sendiri yang dapat menjadi indikator asertivitas.

· Apakah Anda terbiasa mengekspresikan secara jelas perasaan atau pandangan Anda pada orang lain ?

· Apakah Anda meminta tolong pada orang lain pada saat Anda memang membutuhkan pertolongan ?

· Apakah Anda mampu mengekspresikan kemarahan atau pun rasa tidak enak Anda secara proporsional pada pihak lain yang telah membuat Anda merasa sakit hati ?

· Apakah Anda suka bertanya pada orang lain pada saat menghadapi kebingungan ?

· Apakah Anda mampu memberikan pandangan secara terbuka saat Anda merasa tidak sepaham dengan pendapat orang lain ?

· Apakah Anda sering berbicara di depan kelas/umum ?

· Apakah Anda mampu untuk berkata “tidak” pada saat Anda tidak ingin melakukan pekerjaan tersebut ?

· Apakah Anda berbicara dengan sikap percaya diri, serta berkomunikasi secara hangat ?

· Apakah Anda memandang wajah lawan bicara Anda pada saat Anda berbicara dengannya ?

Tips untuk bersikap assertif

Tips untuk mampu mengatakan “tidak” terhadap permintaan yang tidak diinginkan

1. Tentukan sikap yang pasti, apakah Anda ingin menyetujui atau tidak. Jika Anda belum yakin dengan pilihan Anda, maka Anda bisa minta kesempatan berpikir sampai mendapatkan kepastian. Jika Anda sudah merasa yakin dan pasti akan pilihan Anda sendiri, maka akan lebih mudah menyatakannya dan Anda juga merasa lebih percaya diri.

2. Jika belum jelas dengan apa yang dimintakan pada Anda, bertanyalah untuk mendapatkan kejelasan atau klarifikasi.

3. Berikan penjelasan atas penolakan Anda secara singkat, jelas, dan logis. Penjelasan yang panjang lebar hanya akan mengundang argumentasi pihak lain.

4. Gunakan kata-kata yang tegas, seperti secara langsung mengatakan “tidak” untuk penolakan, dari pada “sepertinya saya kurang setuju..sepertinya saya kurang sependapat...saya kurang bisa.....”

5. Pastikan pula, bahwa sikap tubuh Anda juga mengekspresikan atau mencerminkan “bahasa” yang sama dengan pikiran dan verbalisasi Anda...Seringkali orang tanpa sadar menolak permintaan orang lain namun dengan sikap yang bertolak belakang, seperti tertawa-tawa dan tersenyum.

6. Gunakan kata-kata “Saya tidak akan....” atau “Saya sudah memutuskan untuk.....” dari pada “Saya sulit....”. Karena kata-kata “saya sudah memutuskan untuk....” lebih menunjukkan sikap tegas atas sikap yang Anda tunjukkan.

7. Jika Anda berhadapan dengan seseorang yang terus menerus mendesak Anda padahal Anda juga sudah berulang kali menolak, maka alternatif sikap atau tindakan yang dapat Anda lakukan : mendiamkan, mengalihkan pembicaraan, atau bahkan menghentikan percakapan.

8. Anda tidak perlu meminta maaf atas penolakan yang Anda sampaikan (karena Anda berpikir hal itu akan menyakiti atau tidak mengenakkan buat orang lain)...Sebenarnya, akan lebih baik Anda katakan dengan penuh empati seperti : “ saya mengerti bahwa berita ini tidak menyenangkan bagimu.....tapi secara terus terang saya sudah memutuskan untuk ...”

9. Janganlah mudah merasa bersalah ! Anda tidak bertanggung jawab atas kehidupan orang lain...atau atas kebahagiaan orang lain, bukan.....

10. Anda bisa bernegosiasi dengan pihak lain agar kedua belah pihak mendapatkan jalan tengahnya, tanpa harus mengorbankan perasaan, keinginan dan kepentingan masing-masing

KEORGANISASIAN

SALAM KEBEBASAN BERFIKIR…!!!

HIDUP HMM……..!!!


q DEFINISI, FUNGSI, dan BENTUK

  • Proses terbentuknya organisasi

Individu Kerumunan Kelompok Organisasi

  • Individu : Manusia secara pribadi
  • Kerumunan :

Kumpulan individu – individu disuatu tempat, dimana Setiap individu mempunyai tujuan masing – masing. (tidak ada satu tujuan). Sebagian besar diantara individu – individu tersebut tidak saling mengenal.

  • Kelompok :

Kumpulan dari individu yang sudah saling mengenal dan memiliki satu tujuan bersama.

  • Organisasi :

Kumpulan dari individu yang sudah saling mengenal, memiliki tujuan bersama, dan melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Hal ini memunculkan struktur organisasi.

Dari devinisi diatas, maka organisasi memiliki unsur – unsur yang terdiri atas :

  1. Terdiri dari dua individu atau lebih.
  2. Memiliki tujuan.
  3. Ada kerjasama diantara para individu.
  4. Pengaturan hubungan antara individu, sehinga meunculkan struktur.

FUNGSI ORGANISASI

Salah satu kodrat manusia adalah sebagai mahluk social, oleh karena itu dia dituntut untuk dapat bekerja sama dengan mahluk lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan. Organisasi adalah suatu hubungan kerja sama antar manusia yang terstruktur dan terlembaga, yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain :

1. Sebagai alat untuk mencapai tujuan, dimana seseorang mempunyai keterbatasan dalam mencapai tujuan terebut seorang diri.

2. Untuk melestarikan pengetahuan, karena dalah organiasi pasti ada prose transformasi ide, paling tidak yang berkenaan dengan tujuan dan cara organissasi mencapai tujuan tersebut.

3. Wadah untuk melakukan pengembangan diri melalui akualisasi dan kompetisiyang positif diantara para anggota organisasi.

BENTUK – BENTUK ORGANISASI

Secara umum ada dua bentuk organisasi, yaitu :

· Organisasi Lini, dimana pola hubungan mengalir melalui garis vertical dan biasanya bersifat instruktif. Contoh : Organisasi militer.

  • Organisasi Fungsional, lebih menekankan pada pola hubungan horizontal dan yang bersifat koordinatif, dimana setiap bagian telah mngetahui tugas dan tanggung jawabnya secara jelas. Contoh : Organisasi departemen (perhubungan, keuangan, dll).

Organisaisi lini dan fungsional, yaitu pola hubungan organisasi yang menggabungkan bentuk lini dan fungsional. Contoh : Kelompok usaha yang memiliki beerapa jenis usaha dan mempunyai jaringan yang luas. Misal : Lippo Group.

q MANAJEMEN ORGANISASI

Manjemen adalah suatu proses mengatur dan memimpin organisasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Dalam organisasi, manajemen memiliki 6 fungsi, yaitu :

  1. Planing : Proses perencanaan kegiatan. (alat yang dipakai adalah 5 W + 1 H)
  2. Organizing : Proses pendelegasian tugas dan wewenang sesuai dengan perencanaan kegiatan yang telah dibuat. (alat yang dipakai adalah struktur organisasi).
  3. Actuating : Proses pelaksanaan dari rencana kegiatan yang telah dibuat, dengan menggerakkan struktur yang telah disusun. (alat yang dipakai adalah 5 W + 1 H serta struktur organisasi).
  4. Controling : Proses control terhadap perangkat organisasi. dimana dengan adanya control diharapkan kegiatan berjalan lebih optimal. (alat yang dipakai adalah analisa SWOT).
  5. Directing : Proses pengarahan dari kegiatan yang sedang dilaksanakan.
  6. Evaluating : Proses pengaevaluasian terhadap pencapaian hasil kegiatan.

Yang dimaksud dengan 5 W + 1H dan analisa SWOT

5 W + 1 H (What, Who, Where, When, Why, How)

v What (apa)

Menentukan hal apa yang akan dijadikan sumber masalah.

v Who (siapa)

Siapa yang menjadi sumber masalah.

v Where (dimana)

Dimana permasalahan ini berlangsung.

v When (kapan)

Kapan permasalahan ini terjadi.

v Why (kenapa)

Kenapa permasalahan ini terjadi.

v How (bagaimana)

Bagaimana permasalahan ini terjadi. Dari hal ini diketahui sebab akibat permasalahan.

SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, Threatness)

Suatu analisa yang terjadi melalui pendataan dengan membandingkan dua hal yang kontradiktif

v Strength (kekuatan/kelebihan)

Penganalisaan sebagai sumber permasalahan yang bersifat mengunggulkan kelebihan yang dimiliki.

v Weakness (kelemahan)

Penganalisaan sumber permasalahan yang bersifat melemahkan atau berupa kekurangan yang dimiliki.

v Opportunity (Kesempatan)

Kesempatan sumber permasalahan yang dapat dijadikan sebagai peluang untuk mencapai tujuan.

v Threatness (ancaman)

Suatu ancaman yang mampu menggagalkan tujuan yang kita inginkan.

q REGENERASI

Suatu proses dalam suatu organisasi untuk mencari generasi – generasi penerus guna menggantikan kepengurusan maupun Kepemimpinan ditahun berikutnya.

Proses ini biasanya dilakukan dengan cara pelatihan – pelatihan formal dan informal. Sebagai contoh :

v Pelatihan Formal :

1. LKMM / Diklat

Yang selalu dilaksanakan oleh Organisasi khususnya HMM guna memberikan bekal wacana dan pengetahuan tentang Organisasi dan kepemimpinan.

2. Kepanitiaan PROKER HMM

Pelatihan ini dilaksanakan secara bersama – sama antara Pengurus atau komisi dan anggota aktif HMM yang baru melalui suatu kepanitiaan guna mensukseskan suatu kegiatan yang diselenggarakan HMM.

v Pelatihan Informal :

Pelatihan ini dilaksanakan dengan cara sharing discus dikampus maupun luar kampus.

Dalam suatu organisasi Regenerasi sangatlah diperlukan karena mengingat bahwa setiap pergantian tahun atau kepengurusan kita mempersiapkan dan mempunyai calon pemimpin baru yang bisa memimpin organisasi tersebut menuju yang lebih baik dari tahun – tahun sebelumnya.

q HUBUNGAN ORGANISASI dan BIROKRASI

Sebuah organisasi sangat erat hubungannya dengan birokrasi (system/lembaga yang menaungi) organisasi tersebut. Organisasi kita dilingkungan kampus selalu akan berinteraksi dengan pihak lembaga baik dalam kegiatan maupun kebijakan – kebijakan yang melibatkan mahasiswa.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan ormawa perlu adanya pemberitahuan kepada pihak lembaga guna mendapatkan izin dan dana yang akan kita gunakan untuk melakukan kegiatan tersebut. Untuk memberitahukan kegiatan yang akan kita laksanakan dan mendapatkan dana tersebut kita menggunakan surat formal berupa proposal kegiatan. Dalam proposal ini memuat penjelasan lengkap tentang kegiatan yang akan kita laksanakan mulai dari pendahuluan, tujuan, sasaran, waktu kegiatan, kepanitian, susunan acara, anggaran dana, dan lembar pengesahan yang ditanda tangani oleh pihak – pihak yang berwenang. Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa dana yang kita pakai untuk setiap kegiatan kita adalah uang dari MAHASISWA. Oleh karenanya kita harus bisa mempertanggungjawabkannya benar – benar untuk kepentingan mahasiswa.

Selain dalam mengadakan kegiatan, Ormawa sebagai perwakilan mahasiswa juga harus bisa memperjuangkan perubahan demi kepentingan mahasiswa. Terkadang banyak sekali kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan lembaga merugikan mahasiswa. Hal ini yang sering menjadikan PRO dan KONTRA antara ormawa dan lembaga. Permasalahan seperti ini yang perlu kita kritisi dan kita perjuangkan agar lembaga tidak semena – mena dalam menentukan kebijakan. Apabila terjadi konflik seperti ini, kita gunakan negosiasi untuk mencari win – win solution atau jalan tengah untuk menyelesaikannya.

Sebelum melakukan perubahan terdapat hal-hal yang perlu dilakukan, diantaranya :

1. Tujuan

Tujuan melakuka perubahan ini harus jelas karena terkait dengan visi dan misi yang ada didalam suatu organisasi.

2. Derajat masalah

Suatu proses dimana terjadi apabila permasalahan dipandang mudah.

3. Keterkaitan masalah

Masalah yang akan diubah

4. Hirarki organisasi yang jelas

Digunakan untuk mengendalikan suatu organisasi untuk melakukan suatu perubahan

5. Tingkat kesetiaan

Perubahan yang akan dilakukan itu apakah membuat organisasi menjadi lebih baik atau malah jadi dilema.

Setiap individu ada pro dan kontra teradap adanya sebuah perubahan dalam setiap organisasi, individu yang pro memandang bahwa perubahan yang dilakukan akan membawa lingkungan organisasinya pada sesuatu yang membawa pada keadaan yang lebih baik, sedangkan individu yang kontra merasa bahwa perubahan yang akan dilakukan akan membawa organisasinya pada kerugian ancaman dan merusak sistem

SALAM KEBEBASAN BERFIKIR…!!!

HIDUP HMM……..!

PENGERTIAN RETORIKA

Retorika adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami (Talenta) dan keterampilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara secara lancar tampa jalan fikiran yang jelas dan tampa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat , daya kreasi dan fantasi yang tinggi ,teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Ber-retorika juga harus dapat dipertanggung jawabakan disertai pemilihan kata dan nada bicara yang sesuai dengan tujuan, ruang, waktu, situasi, dan siapa lawan bicara yang dihadapi.

Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberikan informasi atau memberi informasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu pembicaraan setua umur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan ini muncul, ketika manusia mengucapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain.

Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, fikiran , kesenian dan kesanggupan berbicara. Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata – kata yang tepat, benar dan mengesankan . ini berarti orang harus dapat berbicara jelas, singkat dan efektif . jelas supaya mudah dimengerti; singkat untuk menghemat waktu dan sebagai tanda kepintaran ; dan efektif karena apa gunanya berbicara kalau tidak membawa efek ? dalam konteks ini sebuah pepatah cina mengatakan ,”orang yang menembak banyak, belum tentu seorang penembak yang baik. Orang yang berbicara banyak tidak selalu berarti seorang yang pandai bicara.”

Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seni berbicara ini dapat dicapai dengan mencontoh para rektor atau tokoh-tokoh yang terkenal dengan mempelajari dan mempergunakan hukum – hukum retorika dan dengan melakukan latihan yang teratur. dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan bahan dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa.

DIALETIKA, PUBLIK SPEAKING

Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat. Melalui dialektika yang dimiliki orang dapat menyelami suatu masalah, mengemukakan pendapat dan menyusun jalan pikiran secara logis.hubungan retorika dengan dialektika adalah karena diskusi dan debat juga merupakan bagian dari ilmu retorika.

Public speaking adalah cara berbicara didepan khalayak umum yang sangat menuntut kelancaran berbicara, control emosi, pemilihan kata dan nada bicara, kemampuan untuk mengendaliakan suasana, dan juga penguasaan bahan yang akan dibicarakan. Dalam public speaking juga dibutuhkan penguasaan medan dan pengenalan terhadap karakter audience yang diajak berbicara dan bahasa juga menyangkut gaya tubuh yang menunjang materi pembicaraan.

Ilmu retorika, dialektika, dan public speaking secara umum diperlukan oleh semua orang, tetapi secara khusus sangat diperlukan oleh mereka yang bergerak dibidang politik, komunikasi dan juga seorang manajer.

Dalam pengaplikasian dari retorika juga sangat diperlukan kemampuan berfikir secara cepat dan tepat dalam menganalisa perkataan lawan bicara serta apa yang diperlukan perkataan lawan bicara serta apa yang akan kita bicarakan. Jika diskusi dilakukan secara berkelompok maka juga akan diperlukan kemampuan berkoordinasi secara cepat dengan atau tanpa harus melakukan perundingan terlebih dahulu.

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

bagan


PROSES KOMUNIKASI

Keterangan;

SUMBER : awal dari pesan dengan pengkodean pikiran.

PENGKODEAN : simbol yang harus diterjemahkan dalam bentuk yang dapat diterima oleh penerima pesan.

SALURAN : medium tempat pesan dihantarkan, saluran diseleksi oleh sumber, untuk menentukan menggunakan seleksi formal atau informal.

DEKODING :

PENERIMA : obyek yang menjadi tujuan penyampaian pesan.


KOMUNIKASI

  • Tidak ada kelompok atau organisasi yang dapat bertahan tanpa adanya komunikasi.lewat perpindahan makna dari satu orang ke orang lain,informasi dan gagasan dapat aplikasikan.
  • Komunikasi bukan hanya penanaman makna tapi juga harus dipahami.
  • Komunikasi harus mencakup perpindahan dan pemahaman makna.

HAMBATAN – HAMBATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF.

Ø Penyaringan.

Ø Persepsi selektif

Ø Bahasa.

Ø Informasi yang berlebihan.

Ø Emosi.

Ø Kegelisahan komunikasi.

Ø Pembiasan penyampaian.